Advertisement

Promo November

Cek Fakta: Konten yang Menyebut Wakil Direktur CDC Akui Vaksin Covid-19 Membuat Tubuh Lemah dan Mudah Sakit

Media Digital
Sabtu, 02 Maret 2024 - 09:47 WIB
Lajeng Padmaratri
Cek Fakta: Konten yang Menyebut Wakil Direktur CDC Akui Vaksin Covid-19 Membuat Tubuh Lemah dan Mudah Sakit Tangkapan layar unggahan di Instagram yang mengklaim Wakil Direktur CDC akui Vaksin Covid-19 membuat tubuh lemah dan mudah sakit. - Cekfakta.com

Advertisement

JOGJA—Belum lama ini beredar sebuah unggahan di Instagram yang berisi tangkapan layar berita dengan judul “Wakil Direktur CDC Akui Vaksin Covid-19 Bikin Tubuh Lemah dan Mudah Sakit” yang diunggah pada 28 Februari 2024 lalu.

Dilansir dari Cekfakta.com, hasil penelusuran menunjukkan bahwa video tersebut merupakan tangkap layar berita yang diambil dari media daring Inilah.com. Berita tersebut diunggah pada tanggal 28 Januari 2023 lalu.

Advertisement

BACA JUGA: Jadwal dan Lokasi Layanan SIM Keliling Jogja Maret 2024

Artikel tersebut merupakan terjemahan dari artikel yang dipublikasikan oleh The Maine Wire pada 27 Januari 2023 berjudul “CDC Deputy Director Admits COVID-19 Shots Causing “Debilitating Illnesses””.

Laman The Maine Wire menjelaskan bahwa CDC Deputy Director atau Wakil Direktur CDC, Tom Shimabukuro, mengakui adanya debilitating illnesses atau “sakit akibat melemahnya kondisi tubuh” setelah menerima suntikan mRNA dari vaksinasi COVID-19.

Pernyataan ini disampaikan dalam pertemuan ke-178 oleh Komite Penasihat Vaksin dan Produk Biologi Terkait yang diselenggarakan Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat pada tanggal 26 Januari 2023.

Namun, kutipan pernyataan ini hanya dicuplik sebagian sehingga tidak sesuai dengan konteksnya. Dalam video (jam ke-6:59:51), Tom Shimabukuro menjawab pertanyaan dr. Hayley Gans terkait adanya laporan bahwa ada orang yang mengalami debilitating illnesses atau “sakit melemahnya kondisi tubuh” sebagai dampak potensial bagi yang telah divaksinasi Covid-19.

“Kami menyadari adanya laporan tentang orang-orang yang mengalami masalah kesehatan jangka panjang setelah vaksinasi Covid-19," jawab Tom Shimabukuro.

Shimabukuro mengatakan dalam beberapa kasus, presentasi klinis orang yang menderita masalah kesehatan ini bervariasi. Ia menambahkan, tidak ada penyebab medis khusus untuk gejala-gejala yang ditemukan tersebut.

BACA JUGA: Kafe di China Luncurkan Minuman Kopi Rasa Daging Babi

Shimabukuro juga menyebutkan, bahwa CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat) terus merekomendasikan agar semua orang yang memenuhi syarat untuk mendapatkan penguat (booster) bivalen mRNA COVID-19. 

“Dan saya rasa buktinya belum cukup untuk menyimpulkan bahwa ada masalah keamanan vaksin terkait stroke. Dan CDC merekomendasikan bahwa setiap orang yang memenuhi syarat mendapatkan penguat bivalen,” katanya.

Penjelasan Shimabukuro tersebut ditambahkan oleh Richard Forshee Wakil Direktur, Kantor Biostatistik dan Farmakovigilans, FDA. Ia mengatakan, masyarakat harus tahu bahwa FDA dan CDC memiliki beberapa sistem untuk mencoba mencari keamanan potensial pada vaksin.

“Jadi dengan adanya beberapa sistem yang ada, sama sekali tidak mengherankan jika kami terkadang mendapatkan sinyal dalam satu sistem tetapi tidak di sistem yang lain. Dan kami perlu melakukan kerja keras untuk mengevaluasinya dengan lebih ketat,” kata Forshee.

Dalam pertemuan tersebut, Tom Shimabukuro menggunakan frasa debilitating illnesses atau “sakit melemahnya kondisi tubuh”, tetapi ia tidak mengatakan penyakit seperti itu adalah efek samping yang dikonfirmasi dari vaksin COVID-19.

Ia mengatakan, menghormati laporan yang menyebutkan bahwa ada orang yang mengalami debilitating illnesses setelah menerima vaksinasi Covid-19. Namun, buktinya belum cukup untuk menyimpulkan laporan tersebut berkaitan dengan vaksin Covid-19. Ia justru merekomendasikan setiap orang yang memenuhi syarat untuk mendapatkan penguat bivalen mRNA COVID-19.

Dilansir dari The Verify, CDC mengatakan bahwa mereka mengetahui beberapa laporan yang diserahkan ke VAERS terkait kejadian pasca imunisasi. Namun, laporan tersebut bervariasi dan tidak ada penyebab medis spesifik untuk gejala yang ditemukan.

"Saat ini, tidak ada data epidemiologi dari pemantauan keamanan yang menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 menyebabkan masalah kesehatan seperti ini," tulis CDC kepada The Verify.

Dilansir Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), vaksin mRNA telah dinilai secara ketat untuk keamanannya. Uji klinis telah menunjukkan bahwa vaksin ini memberikan respons kekebalan yang tahan lama.

Kesimpulan

Video yang diberi keterangan “Wakil Direktur CDC Akui Vaksin Covid Membuat Tubuh Lemah dan Sering Sakit” adalah menyesatkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Cekfakta.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

KPH Yudanegara Minta Paguyuban Dukuh Bantul Menjaga Netralitas di Pilkada 2024

Bantul
| Jum'at, 22 November 2024, 10:27 WIB

Advertisement

alt

Hanya Satu Hari, Film The Last Dance Jadi Box Office di Hong Kong

Hiburan
| Rabu, 20 November 2024, 08:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement