Advertisement
CEK FAKTA: Mungkinkah Anak-anak Jadi Fasilitator Penyebar Covid-19?

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Sebuah pertanyaan muncul, apakah anak yang terinfeksi Covid-19 dengan kondisi sehat menjadi 'silent spreader' dari penyebaran Covid-19?
Penelitian baru di Italia bagian utara, menunjukkan kemungkinan tidak demikian. Pengujian Covid-19 yang ketat pada anak-anak dan orang dewasa yang dirawat di rumah sakit di Milan menemukan bahwa lebih dari 1% anak-anak dinyatakan positif SARS-CoV-2, dibandingkan dengan lebih dari 9% orang dewasa.
Advertisement
Hal itu menunjukkan tingkat infeksi tanpa gejala yang sangat rendah di antara anak-anak, dan tidak mendukung hipotesis bahwa anak-anak berisiko lebih tinggi membawa SARS-CoV-2 tanpa gejala daripada orang dewasa. Hal itu ditulis para peneliti dalam edisi online JAMA Pediatrics, dikutip dari Medical Express, Selasa (15/9/2020).
Seorang ahli penyakit menular AS berpendapat bahwa laporan itu menggembirakan. “Sejak dimulainya pandemi, sangat sulit untuk menentukan peran anak-anak yang sebenarnya dalam penyebaran virus,” kata Dr. Amesh Adalja, peneliti senior di Pusat Keamanan Kesehatan di Universitas Johns Hopkins, di Baltimore. .
Dalam studi baru, dokter yang dipimpin oleh Dr. Carlo Agostoni, dari Ca'Granda Foundation Maggiore Polyclinic Hospital di Milan, melakukan dua set tes swab, hingga dua hari terpisah, pada 214 pasien yang baru dirawat. Sebanyak 83 dari anak-anak dan 131 orang dewasa. Semua dirawat di rumah sakit pada bulan Maret dan April, pada puncak wabah Covid-19 Italia utara.
Namun, semua pasien dirawat karena alasan tidak terkait dengan Covid-19, dan tidak ada yang menunjukkan gejala penyakit lain. Jadi, berapa banyak yang secara diam-diam membawa virus? Berdasarkan swab tes, hanya 1,2% pasien anak-anak yang positif terinfeksi, dibandingkan dengan 9,2% orang dewasa.
Rendahnya tingkat penyebaran di antara anak-anak di kota dengan jumlah kasus Covid-19 yang terus meningkat menunjukkan "bahwa peran [anak-anak] sebagai fasilitator penyebaran infeksi SARS-CoV-2 dapat dipertimbangkan kembali," tutur penulis penelitian. Namun, para peneliti menekankan bahwa ini adalah sampel kecil dari hanya satu rumah sakit, jadi temuan tersebut tidak boleh dianggap pasti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Hoaks BPN Tanah Gratis Beredar di TikTok, Kementerian ATR/BPN Imbau Masyarakat Waspada
- Wartawan Dikabarkan Meninggal Saat Meliput Demo Pati, Ternyata Hoaks
- CEK FAKTA: Prabowo Usulkan Referendum di Aceh-Papua Barat
- Prabowo Kirim Gibran Berkantor di Papua untuk Misi Perdamaian, Cek Faktanya di Sini
- Muncul Hoaks Link untuk Mengecek Status BSU, Jangan Keliru Ini yang Seharusnya
Advertisement

Wali Kota Jogja Klaim Target Pengurangan Volume Sampah 20 Persen Tercapai
Advertisement

Warganet Rujak Cinta Kuya yang Curhat Soal Penjarahan Rumah
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement